Selasa, 19 Maret 2013

Kantin Gedung C


“Mungkin harga mempengaruhi rasa kali ya. Karena mahal jadi lidah langsung berasa sepet,” kata Olivia Natalia, mahasiswa UMN jurusan Akuntansi ketika ditanyai tentang kualitas makanan kantin universitas tempatnya menuntut ilmu itu.

            Sebelumnya, ketika UMN atau Universitas Multimedia Nusantara ini hanya terdiri dari dua gedung, letak kantin masih di belakang gedung perkuliahan, dan tidak terlalu menarik minat para mahasiswa yang berkuliah di sana. Pasalnya, kantin tersebut mematok harga yang menurut sebagian mahasiswa UMN terlalu mahal, dan kualitas makanan pun tidak bisa dibilang seimbang dengan jumlah uang yang mereka keluarkan.

            September 2012 lalu, UMN meresmikan gedung baru hemat energi, New Media Tower, yang saat ini mendapat julukan “Gedung C” dari mahasiswa. Dalam Kompas.com perancang gedung baru, Budiman Hendropurnomo mengatakan, penghematan energi dalam gedung ini dapat mencapai 49 persen jika dibandingkan dengan pemakaian energi di gedung yang tidak hemat energi. Gedung yang desainnya mirip telur ini memiliki 12 lantai. Nah, di lantai dasar gedung C inilah letak kantin UMN yang baru, dengan aneka stand makanan yang memiliki beragam pilihan makanan yang pantas dicoba.

New Media Tower UMN 

            Namun menurut Olivia, yang akrab dipanggil Ovi, mengatakan bahwa harga-harga makanan yang ada di kantin UMN ini masih sangat mahal. Gadis berambut panjang ini pernah beberapa kali mencoba makanan di kantin UMN. “Makanan di kantin mahal-mahal, kecuali Warung Oma,” ujarnya. Warung Oma adalah salah satu stand makanan yang ada di kantin UMN. Sebelumnya, Warung Oma lebih dikenal dengan Warteg Oma, karena dulu pemilik warung ini pernah membuka warteg yang lokasinya tidak jauh dari gedung UMN. Sejak masih dalam bentuk warteg, Oma memang sudah banyak peminatnya karena harganya yang bersahabat dan makanannya tergolong enak.

            Salah satu penggemar makanan di Warung Oma ini adalah Sarita Sandi dari jurusan Public Relation. Jadwal kuliahnya Senin, Selasa, dan Jumat. Setiap hari Senin dan Selasa, kalau Sarita yang akrab dipangil San-san ini tidak membawa bekal, dia akan jajan di Warung Oma. “Soalnya makanan di Oma paling murah sih. Enak juga, meskipun menurut gue udah nggak seenak pas masih warteg dulu,” kata San-san.

Suasana kantin baru
            Membicarakan kantin UMN, Ovi sangat menggebu-gebu ketika ditanya tentang kebersihan makanan yang disajikan. “Sangat tidak higienis. Soalnya pernah ketemu ada lalat di piring makan temen,” ujar Ovi. Sementara itu, Derry Stefanus dari prodi Sistem Informasi dan San-san menyatakan bahwa makanan yang disajikan kantin UMN sudah cukup higienis. “Fine-fine aja sih sama gue,” ujar San-san. Dalam hal kualitas makanan, sudah cukup enak bagi Derry dan San-san. Sementara bagi Ovi, kualitas makanan di kantin UMN perlu ditingkatkan. “Kualitas makanan sih biasa aja, ga enak malah,” kata Ovi.

            Ketika ditanya tentang harapan untuk kantin UMN ke depannya, San-san menjawab, “Yah supaya makanannya lebih banyak variasinya lagi. Terus sebaiknya kursi dan mejanya dibanyakin.” Sementara itu, Ovi menjawab, “Yah lebih dijaga aja kebersihannya. Terus kalau bisa harga juga diturunin. Kalaupun emang rada mahal ya diimbangin sama jumlah makanannya.”




credit photos: Wenny Lovenza Anastacia

Wenny Lovenza Anastacia/11140110128